Psikologi Kognitif

Review pembahasan
Down Syndrom dan Perkembangan Anak
                Sindrom Down (Down Syndrom) adalah salah satu kelainan pada keterbelakangan mental.
Keterbelakangan mental dapat disebabkan oleh faktor organik, atau dapat pula bersumber pada faktor sosial dan budaya. Keterbelakangan organik (organic retardation) adalah keterbelakangan mental yang disebabkan kelainan genetik atau kerusakan otak; organik menunjuk pada jaringan atau organ tubuh, jadi ada kerusakan fisik pada keterbelakangan organik.
Down syndrom , salah satu jenis keterbelakangan mental, terjadi bila ada kromosom ekstra dalam susunan genetik seseorang. Tidak diketahui mengapa kelebihan kromosom ini terjadi, tetapi mungkin berkaitan dengan kesehatan dan usia sel telur wanita dan sperma pria (Santrock, 2003).
Dalam sebagian besar kasus Down syndrom, seorang anak mendapat ekstra kromosom 21 – dengan total 47 kromosom, bukan 46 kromosom.
Ciri – ciri anak yang mengalami Down syndrom : wajahnya lebar, hidung pesek atau tumpul dan lebar, letak matanya miring, lubang matanya sempit dan sipit. Sering kali matanya juling dan mengalami hipermetropia (bisa melihat pada jarak pendek). Kadang – kadang menderita astigmatisme, yakni melihat benda tetapi tanggapannya tidak sama dengan penglihatan (cacat penglihatan). Sering kali mengalami katarak, yaitu mata berair dan pandangannya jadi kabur dan kosong. Matanya bertitik – titik dan mengalami kerusakan – kerusakan.
Mulutnya menganga terbuka, kulit halus berlemak dan otot – otot atau uratnya lemah; lidahnya tebal  dan besar tetapi lunak, biasanya selalu menjulur ke luar. Adakalanya lidahnya kecil sekali, runcing, kasar, juga terbelah – belah (Semiun, 2006).
Pada anak penderita Down syndrom perkembangannya menjadi lebih lambat dibanding anak – anak normal.


Comments

Popular posts from this blog

Teknik Observasi

Psikodiagnostik dan Psikologi Diferensial

Interpretasi Tes Psikologis