Tes Individual dan Populasi Khusus & Tes Minat

Skala Binet dan Wechsler
Meskipun keterbatasan dari skala Binet dan Wechsler, tidak ada satu pun alternatif yang jelas unggul dari sudut pandang psikometrik. Dalam tes alternatif terdapat kerugian dan keuntungan, yaitu :
Kerugian alternatif :
·         Standarisasi sampel lebih lemah
·         Kurang stabil
·         Kurang dokumentasi validitas
·         Keterbatasan pada tes manual
·         Tidak seperti psikometrikal
·         Skor IQ tidak dapat dipertukarkan dengan Binet atau Wechsler

Keuntungan alternatif :
·         Dapat digunakan untuk populasi khusus dan tujuan khusus :
1.       Keterbatasan sensori
2.       Keterbatasan fisik
3.       Keterbatasan bahasa
4.       Orang yang secara budaya sangat kekurangan
5.       Individu yang lahir di luar negaranya (foreign-born)
·         Tidak bergantung pada respon verbal
·         Tidak bergantung pada integrasi kompleks visual-motor
·         Berguna untuk penyaringan (screening), tambahan, dan evaluasi kembali
·         Dapat diatur secara nonverbal
·         Kurang variabilitas karena prestasi skolastik

Meskipun biasanya lemah dalam sifat psikometrik, banyak alternatif untuk skala besar tidak mengandalkan respon verbal sebanyak yang dilakukan skala verbal Binet dan Wechsler. Seperti skala Wechsler, sebagian besar alternatif berisi performance scale atau subscale. Tentu saja, kelangkaan kinerja tugas – tugas pada awal skala Binet membantu merangsang perkembangan dari banyak alternatif tes kemampuan individual. 

Karena tes didesain untuk populasi atau tujuan khusus, eksistensi alternatifnya dapat dibenarkan. Bagaimanapun, spesifikasinya sering membatasi fungsi atau kemampuan yang dapat diukur. Salah satunya mungkin mempertimbangkan spesifikasi yang lebih besar dari beberapa alternatif sebagai kelemahan serta kekuatan. Meskipun alternatifnya mungkin banyak lagi yang sesuai untuk populasi khusus dari pada skala besar yang akan lakukan, sebuah skor IQ didasarkan pada salah satu alternatif, dengan dugaan yang ganjil, tidak bisa dibandingkan langsung dengan skor dari salah satu skala besar. Bagaimanapun alternatif sering berguna sebagai tambahan hasil yang diperoleh dengan salah satu skala besar, seperti untuk tujuan penyaringan (screening), tindak lanjut atau evaluasi kembali, atau ketika cukup waktu tersedia untuk mengelola salah satu skala besar. Selain itu, ketika beberapa tes tersebut digunakan dalam hubungannya, keterbatasan bisa dikurangi atau diatasi dengan kekuatan tertentu yang lain. Sebagai contoh, dalam kasus yang dikutip di awal bab ini, evaluasi digunakan enam langkah alternatif, dan ini dinilai dapat diterima (Norlin, 2003).

Karena didesain untuk populasi khusus, beberapa alternatif dapat secara total dikelola tanpa instruksi verbal (contohnya, melalui pantomime atau petunjuk papan tulis) (Naglieri & Ford, 2003).

Perbandingan Alternatif Satu dengan yang Lain
Dalam membandingkan tes yang digunakan dalam pendidikan dan pendidikan khusus selain skala Binet dan Wechsler, ditemukan beberapa perbedaan dan definisinya yaitu :

Perbedaan dan definisi atau contoh :
1.      Jarak usia : Tes berbeda didesain untuk kelompok usia tertentu
2.      Apa yang diukur : Intelegensi verbal, intelegensi nonverbal, dan sebagainya
3.      Tipe skor : Skor tunggal versus beberapa skor
4.      Tipe keterampilan yang diperlukan : Motor yang simpel, motor yang kompleks dan sebagainya
5.      Jarak kemampuan sampel : Kemampuan tertentu tunggal versus berbagai kemampuan
6.      Target populasi : Tuli, buta, ketidakmampuan belajar, dan sebagainya
7.      Pemilihan waktu : Beberapa dapat mengatur waktu; dan yang lainnya tidak
8.      Kepribadian versus kemampuan : Beberapa relevan terhadap kepribadian dan diagnosis klinis, yang lainnya terhadap kemampuan
9.      Keterampilan pemeriksaan dan pengalaman : Beberapa membutuhkan jauh lebih sedikit keterampilan pemeriksa dan pengalaman untuk mengelola dan menafsirkan
daripada yang lain


Tes Kemampuan General Individu untuk Penyandang Cacat dan Populasi Khusus
Skala Kematangan Mental Columbia (Columbia Mental Maturity Scale–Third Edition (CMMS)
                Berbagai keterbatasan sensorik dan fisik sering membuat pelaksanaan yang valid dari skala Binet, Wechsler, atau bahkan banyak alternatif besar (seperti McCarthy) cukup mustahil. Oleh karena itu, untuk anak – anak yang mengalami keterbatasan fisik (seperti cerebral palsy), gangguan bicara, keterbatasan bahasa, atau gangguan pendengaran, instrumen yang dibutuhkan adalah yang tidak menciptakan bias negatif. Salah satu usahanya seperti instrumen Skala Kematangan Mental Columbia (Columbia Mental Maturity Scale–Third Edition (CMMS)), yang dimaksudkan untuk mengevaluasi kemampuan anak normal dan berbagai penyandang cacat dari usia 3 sampai 12 tahun. Ketika digunakan untuk individu dengan kebutuhan khusus, tes sering memberikan pengukuran intelegensi yang sesuai dari pada skala yang lebih mapan (Kamhi, Minor, &Mauer, 1990).
                Skala Columbia membutuhkan baik respon verbal atau pun keterampilan motorik. Skala memerlukan subjek untuk mendiskriminasi kesamaan dan perbedaan dengan mengindikasi yang mana gambar yang tidak termasuk kartu 6 sampai 9 inci yang berisi 3 samapai 5 gambar, tergantung tingkat kesulitannya.
                Keuntungan skala Columbia termasuk relatif independen pada keterampilan membaca, kemudahan pengelolaan dan pen-skor-an, dan kemurnian pada tes manualnya. Karena subjek tidak dibatasi waktu, sehingga tekanannya minimal.
                Kesimpulannya, skala Columbia adalah instrumen yang berguna dalam menilai kemampuan banyak orang penyandang cacat sensori, fisik, atau bahasa. Karena sifat pilihan gandanya (multiple-choice), dan konsekuensi kerentaannya pada kesempatan yang bervariasi, seseorang harus menggunakan hasilnya dengan hati – hati. Ketika digunakan dengan subjek yang hasilnya sesuai dengan skala besar, skala Columbia mungkin sangat baik dilihat sebagai alat penyaring (screening). Meskipun standarisasi sampel sedikit kuno, skala Columbia bisa digunakan untuk menguji berbagai populasi khusus yang tidak tepat dengan skala Wechsler, Binet, dan lainnya. Bahkan untuk populasi ini, skala Columbia mungkin sangat baik digunakan dalam hubungannya dengan subtes K-ABC atau Wechsler apapun yang diberikan. Jika anak dapat menunjuk, contoh, subtes penyelesaian gambar Wechslerbisa diberikan dalam hubungannya dengan skala Columbia sebagai check tambahan pada akurasi hasil. Jika anak penyandang cacat secara fisik dapat berbicara, beberapa subtes verbal Wechsler dapat digunakan untuk mendukung hasilnya.
Peabody Picture Vocabulary Test–Third Edition (PPVT-III)
Tes dimaksudkan untuk mengukur pendengaran atau reseptif (pendengaran) kosa kata, yang mungkin memberikan estimasi nonverbal pada kecerdasan verbal (Dunn & Dunn, 1997). Seseorang dapat menggunakannya sebagai screening atau sebagai tambahan pengukuran lainnya dalam mengevaluasi masalah belajar (Camaioni, Ercolani, Penge, Riccio, & Bernabei, 2001), masalah linguistik (Bayles, 1990), dan masalah khusus yang lain (Fielding-Barnsley & Purdie, 2003; Marchman, Saccuman, & Wulfeck, 2004; Ment et al, 2003; Wagner, 1994).
PPVT-III dimaksudkan membagi setengah kosistensi internal dari 0,86 – 0,97, bentuk alternatif reliabilitas dari 0,88 – 0,94, dan reliabilitas retest dari 0,91 – 0,94. Validitasnya telah dilaporkan baik, dengan korelasi yang cukup baik dengan WISC-III VIQ pada 0,91.
Kesimpulannya, tes Peabody modern dapat menjadi kompoen penting dalam penggunaannya sebagai alat penyaring (screening). Mudah dikelola dan berguna untuk berbagai kelompok. Namun, kecenderungan untuk meremehkan skor IQ, dalam hubungannya dengan masalah yang melekat pada format pilihan gan da (multiple-choice), mengindikasi bahwa tes Peabody tidak bisa digunakan di tempat skala Binet dan Wechsler. Seseorang harus menggunakannya untuk tujuan screening umum dan mengevaluasi reseptif kosa kata, dan menggunakannya sesuai petunjuk yang ditentukan dalam tes manual.
Leiter International Performance Scale–Revised (LIPS-R)
Bila tes Columbia dan Peabody mengukur kecerdasan aspek verbal, Leiter International Performance Scale–Revised (LIPS-R) secara ketat mengukur skala performanya. Ini bertujuan memberikan alternatif nonverbal untuk skala Standford-Binet untuk rentang usia 2 sampai 18 tahun.
Seseorang dapat menerapkannya pada berbagai penderita cacat, terutama penderita tuli dan gangguan bahasa. Seperti tes skala Peabody dan Columbia, skala Leiter yang sudah direvisi tidak dibatasi oleh waktu. Leiter yang sudah direvisi memiliki utilitas yang cukup untuk subjek yang tidak bisa atau tidak akan memberikan tanggapan secara lisan (Bay, 1998; Bos, 1996).
Skala Leiter berguna sebagai pertimbangan untuk diagnosis klinis pada anak penyandang cacat (Bradley-Johnson, 2001; Tsatsanis, Dartnall, Cicchetti, Sparrow, Klin, & Volkmar, 2003). Namun, pengguna tes harus berhati – hati menafsirkan hasil tes Leiter karena makna skor tes memerlukan penelitian lebih lanjut (Lewis & Lorentz, 1994).
Porteus Maze Test (PMT)
The Porteus Maze Test (PMT) cukup populer tetapi memiliki pengukuran performa standarisasi kecerdasan nonverbal yang buruk. Sejak pertama kali dipublikasikan sekitar Perang Dunia I, tes ini telah menyajikan tes kemampuan individu yang penting (Krikorian & Bartok, 1998). The Porteus Maze Test (PMT) terdiri dari permasalahan yang seperti labirin. Seperti skala Leiter, tes Porteus bisa diberikan tanpa instruksi verbal dan bisa digunakan pada berbagai populasi khusus (Levin, Song, Ewing-Cobbs, & Roberson, 2001; Stevens, Kaplan, & Hesselbrock, 2003).




Tes Minat
The Strong Vocational Interest Blank
Dengan penelitian ini sebagai dasar, Strong mengembangkan tes yang sesuai pada minat subjek untuk minat dan nilai kelompok kriteria orang – orang yang bahagia dalam kariernya. Prosedur ini disebut keying kriteria. Tes yang dibuat dengan metode ini adalah Strong Vocational Interest Blank (SVIB).
Salah satu temuan yang sangat menarik muncul dari seratus penelitian yang dipublish menggunakan SVIB menunjukkan bahwa pola minat tetap relatif stabil dari waktu ke waktu. Strong melakukan penelitian pada siswa Universitas Standford yang mengikuti tes di tahun 1930 untuk mengikuti tes lagi setelah mereka tumbuh dewasa. Studi menunjukkan bahwa minat tetap relatif stabil selama 22 tahun.
Studi juga menunjukkan bahwa pola minat cukup mapan dengan usia 17 tahun. Contohnya, perencanaan siswa Standford yang akhirnya menjadi dokter dengan skor tertinggi pada skala dokter dari SVIB.

The Strong-Campbell Interest Inventory
Pada tahun 1974, D. P. Campbell mempublikasikan versi baru dari SVIB, yang disebutnya Strong-Campbell Interest Inventory (SCII).
Campbell ttertarik pada teori J. L. Holland tentang pilihan jurusan. Setelah bertahun – tahun penelitian Holland mendalilkan bahwa kepribadian mengekspresikan minat dan bahwa orang dapat diklasifikasi ke dalam satu atau lebih enam kategori sesuai keinginannya, yaitu :
1.       Realistis : menikmati alat – alat teknis dan aktivitas luar
2.       Investigasi : tertarik pada sains dan proses investigasi
3.       Artistik : menikmati ekspresi diri dan menjadi dramatis
4.       Sosial : tertarik membantu orang lain dan dalam aktivitas yang menyertakan orang lain
5.       Giat (enterprising) : tertarik pada kekuasaan dan kekuatan politik
6.       Konvensional : menyukai untuk menjadi terorganisasi dan memiliki ketertarikan klarikal

The Campbell Interest and Skill Survey
CISS menawarkan skala fokus akademis yang membantu pengambil tes memahami bagaimana kemungkinan nyaman dan suksesnya mereka dalam peraturan akademik, dan skala ekstroversi membantu membimbing mereka pada pekerjaan dengan jumlah dan intensitas hubungan interpersonal yang tepat.
Skala CISS meminta responden untuk menilai tingkat minat mereka dalam 200 topik akademis dan pekerjaan. Kemudian, menilai tingkat keterampilan dalam 120 pekerjaan yang spesifik. CISS akhirnya menghasilkan berbagai tipe skala sebagai berikut :
1.      Skala Orientasi : tujuh skala menggambarkan tes orientasi pengambilan pekerjaan : mempengaruhi, mengatur, membantu, penciptaan, menganalisa, memproduksi, bertualang.
2.      Skala Dasar : skala dasar memberikan gambaran untuk kategori pekerjaan. Contoh skala dasar termasuk hukum / politik, konseling, dan matematika.
3.      Skala Okupasional : enam puluh skala okupasional menggambarkan kesesuaian dengan pekerjaan tertentu, termasuk pengacara, insinyur, bimbingan konselor, dan guru matematika.

 The Kuder Occupational Interest Survey
KIOS memeriksa kesamaan antara minat pengambil tes dan orang – orang yang bekerja di berbagai pekerjaan yang jauh seperti SCII dan CISS. Selain itu, KIOS sudah mengembangkan pemisah norma untuk laki – laki dan wanita. KIOS juga memiliki skala set tersendiri untuk jurusan kuliah. Dengan demikian, selain mengusulkan kelompok okupasional terbaik dengan minat pengambil tes, KIOS juga dapat membantu siswa memilih jurusan.

The Jackson Vocational Interest Survey
JVIS digunakan untuk pendidikan dan konseling SMA dan mahasiswa. Ini juga dapat digunakan untuk merencanakan karier untuk orang dewasa, termasuk yang ingin membuat perubahan karier (Jackson, 2002).

The Minnesota Vocational Interest Inventory
MVII memiliki sembilan dasar bidang minat, termasuk ketertarikan mekanis, elektronik, dan pengantar makanan, serta 21 skala pekerjaan yang spesifik, termasuk tukang ledeng, tukang kayu, dan supir truk. MVII digunakan secara luas oleh militer dan program bimbingan untuk individu yang tidak masuk ke perguruan tinggi.

Referensi :
Robert M. Kapplan, Dennis P. Saccuzzo. 2005. Psychological Testing : Principles, Applications, and Issues Sixth Edition. USA : Thomson Wadsworth.

Comments

  1. Tes individual adalah tes dimana penguji atau penyelenggara tes (orang yang memberikan tes) memberi tes hanya pada satu orang pada suatu waktu.

    Tes kelompok adalah tes yang bisa dilakukan pada lebih dari satu orang pada suatu waktu oleh penguji tunggal, seperti ketika seorang instruktur memberikan setiap orang tes dalam kelas pada waktu yang sama.

    Aptitude
    Potensial untuk belajar atau memperoleh keterampilan spesifik.

    Attitude
    Alice Eagly and Shally Chaiken (1993, p. 1), adalah “kecenderungan psikologis yang diekspresikan dengan entitas tertentu dengan beberapa tingkat kesukaan atau ketidaksukaan.” Russell Fazio (1995, p. 247), adalah “sesuatu asosiasi dalam memori antara memberi objek atau memberi ringkasan evaluasi dari objek.” Richard Petty and John Cacioppo (1981, p. 7), adalah “perasaan positif atau negatif umum dan abadi tentang beberapa orang, objek, atau isu.” Mark Zanna dan John Rempel (1988, p. 319), adalah kategorisasi objek stimulus sepanjang dimensi evaluatif.”

    Dengan kata lain, attitude menyangkut membuat keputusan tentang suka atau tidak suka, memfavoritkan atau tidak sebuah isu tertentu.

    Interest
    Teori minat terbagi kedalam dua bagian : 1. Minat adalah bagian dari pengalaman emosional, keingintahuan, dan motivasi sesaat; 2. Minat adalah bagian dari kepribadian, perbedaan individu, dan hobi istimewa seseorang. (Hidi, 1990; Krapp, Hidi, & Renninger, 1992).

    E. K. Strong Jr. Strong (1955), adalah “kecenderungan untuk mengikuti dan digerakkan oleh objek tertentu, “berhubungan dengan empat sifat : perhatian dan perasaan pada sebuah objek, intensitas (preferensi beberapa aktivitas daripada yang lain) dan lamanya.”

    Definisi secara luas menurut Strong adalah aktivitas yang kita suka atau tidak dan yang kita dekati atau jauhi, atau mengenai sesuatu yang kita lanjutkan atau hentikan; selain itu, sesuatu yang mungkin atau tidak mungkin disukai pada minat yang lain dan mungkin dilanjutkan sepanjang waktu. Atau minat mungkin dedifinisikan sebagai perasaan suka atau tidak suka yang menyertai aktivitas pikiran, atau pikiran melakukan kegiatan. (p. 138).

    Kesimpulannya, yaitu menggambarkan sikap yang ditandai dengan kebutuhan untuk memberikan perhatian selektif untuk sesuatu yang signifikan pada seseorang atau suatu objek seperti melakukan kegiatan, tujuan atau area penelitian.

    Referensi :
    Robert M. Kapplan, Dennis P. Saccuzzo. 2005. Psychological Testing : Principles, Applications, and Issues Sixth Edition. USA : Thomson Wadsworth.

    Gregory R. Maio & Geoffrey Haddock. 2009. The Psychology of Attitudes and Attitude Change. London

    John R. Graham, Jack A. Naglieri. 2003. Handbook of Psychology Vol 10 Assessment Psychology. Canada

    Paul J. Silvia. 2006. Exploring The Psychology of Interest. New York : Oxford University Press

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Teknik Observasi

Psikodiagnostik dan Psikologi Diferensial

Interpretasi Tes Psikologis