Teknik Wawancara



Wawancara adalah proses tanya jawab antara dua pihak (interviewer dan interviewee) yang dilakukan untuk tujuan tertentu (bertujuan untuk mengetahui sesuatu).

Jenis – jenis Wawancara
·         Wawancara tidak terstruktur
Dalam wawancara tidak terstruktur, tidak ada pertanyaan yang ditentukan sebelumnya, kecuali pada tahapan sangat awal, yakni ketika memulai wawancara dengan melontarkan pertanyaan umum dalam area studi. Sebuah agenda atau daftar topik membantu untuk tetap fokus selama jalannya wawancara. Karena wawancara tak terstruktur membutuhkan keterlibatan besar dari partisipan, maka perlu menimbang betul bagaimana memotivasi partisipan untuk terlibat dalam percakapan.

·         Wawancara semi-terstruktur
Wawancara semi-terstruktur sering digunakan dalam riset kualitatif. Pertanyaan – pertanyaan terkandung dalam panduan wawancara denan fokus pada permasalahan atau area topik yang akan dibahas, beserta alur – alur penelitian yang harus diikuti. Urutan pertanyaan tidaklah sama untuk tiap partisipan, sebab ini bergantung pada proses tiap wawancara dan tanggapan masing – masing individu.

·         Wawancara terstruktur
Wawancara yang dilakukan dimana isi pertanyaan secara inti sudah difokuskan terlebih dahulu dan jenis pertanyaannya sama untuk responden dalam satu kelompok. Hal ini dimaksudkan agar hasil percakapan tetap dapat dijaga dalam kerangka topik – topik tertentu. Meski demikian, metode ini tetap memberikan ruangan yang luas bagi responden untuk mengungkapkan lebih dalam apa yang menjadi pandangan dan pengalamannya menyangkut topik bersangkutan.

Hal Penting dalam Wawancara
a.       Memastikan bahwa alat – alat ysng diperlukan benar – benar telah selesai dibuat. Peralatan pendukung, seperti block-note, ball-point, kamera, dan tape recorder selayaknya juga dipastikan siap digunakan sewaktu – waktu.
b.      Menghubungi subjek penelitian atau informan. Dalam hal informan adalah tokoh – tokoh penting, jadi janji (appointment) selayaknya dibuat terlebih dahulu.
c.       Menepati waktu sesuai dengan janji wawancara merupakan hal terpenting bagi para peneliti.
d.      Kemukakan pertanyaan ringan sebagai pembuka dan baru secara berangsur menginjak persoalan – persoalan yang lebih penting.
e.      Mengupayakan sikap – sikap adaptif sangat perlu bagi peneliti agar sumber dapat mengungkapkan secara panjang lebar dalam suasana santai mengenai persoalan – persoalan yang ditanyakan oleh peneliti.
f.      Mengakhiri wawancara dengan apresiasi yang tinggi atas perkenan dan suasana ramah yang telah diberikan oleh sumber merupakan hal yang tidak boleh diabaikan.

Kelebihan dan Kekurangan Wawancara
Kelebihan :
  • Bisa mendapatkan informasi secara langsung, mendetail, dan jelas
  • Cocok untuk beragam situasi, termasuk yang kompleks 
  •  Mudah untuk mengklarifikasi pertanyaan dan jawaban
  • Mudah dilaksanakan (selama pewawancara telah menguasai skill-nya)
Kekurangan :
  • Memakan waktu yang lebih lama
  • Kemungkinan bias dari pewawancara
  • Kemungkinan faking (berpura - pura)
  • Sulit dilaksanakan pada responden yang pendiam
Referensi :
Christine Daymon, Immy Holloway. Metode – metode Riset Kualitatif dalam Public Relations dan Marketing Communications. 2002. Bentang.
Pawito. Penelitian Komunikasi Kualitatif. 2007. Yogyakarta : Lembaga Kajian Islam dan Sosial (LKIS)

Comments

Popular posts from this blog

Teknik Observasi

Psikodiagnostik dan Psikologi Diferensial

Interpretasi Tes Psikologis