Tes Populasi Khusus



Tes Kemampuan General Individu untuk Penyandang Cacat dan Populasi Khusus
Skala Kematangan Mental Columbia (Columbia Mental Maturity Scale–Third Edition (CMMS)
                Berbagai keterbatasan sensorik dan fisik sering membuat pelaksanaan yang valid dari skala Binet, Wechsler, atau bahkan banyak alternatif besar (seperti McCarthy) cukup mustahil. Oleh karena itu, untuk anak – anak yang mengalami keterbatasan fisik (seperti cerebral palsy), gangguan bicara, keterbatasan bahasa, atau gangguan pendengaran, instrumen yang dibutuhkan adalah yang tidak menciptakan bias negatif. Salah satu usahanya seperti instrumen Skala Kematangan Mental Columbia (Columbia Mental Maturity Scale–Third Edition (CMMS)), yang dimaksudkan untuk mengevaluasi kemampuan anak normal dan berbagai penyandang cacat dari usia 3 sampai 12 tahun. Ketika digunakan untuk individu dengan kebutuhan khusus, tes sering memberikan pengukuran intelegensi yang sesuai dari pada skala yang lebih mapan (Kamhi, Minor, &Mauer, 1990).
                Skala Columbia membutuhkan baik respon verbal atau pun keterampilan motorik. Skala memerlukan subjek untuk mendiskriminasi kesamaan dan perbedaan dengan mengindikasi yang mana gambar yang tidak termasuk kartu 6 sampai 9 inci yang berisi 3 samapai 5 gambar, tergantung tingkat kesulitannya.
                Keuntungan skala Columbia termasuk relatif independen pada keterampilan membaca, kemudahan pengelolaan dan pen-skor-an, dan kemurnian pada tes manualnya. Karena subjek tidak dibatasi waktu, sehingga tekanannya minimal.
                Kesimpulannya, skala Columbia adalah instrumen yang berguna dalam menilai kemampuan banyak orang penyandang cacat sensori, fisik, atau bahasa. Karena sifat pilihan gandanya (multiple-choice), dan konsekuensi kerentaannya pada kesempatan yang bervariasi, seseorang harus menggunakan hasilnya dengan hati – hati. Ketika digunakan dengan subjek yang hasilnya sesuai dengan skala besar, skala Columbia mungkin sangat baik dilihat sebagai alat penyaring (screening). Meskipun standarisasi sampel sedikit kuno, skala Columbia bisa digunakan untuk menguji berbagai populasi khusus yang tidak tepat dengan skala Wechsler, Binet, dan lainnya. Bahkan untuk populasi ini, skala Columbia mungkin sangat baik digunakan dalam hubungannya dengan subtes K-ABC atau Wechsler apapun yang diberikan. Jika anak dapat menunjuk, contoh, subtes penyelesaian gambar Wechslerbisa diberikan dalam hubungannya dengan skala Columbia sebagai check tambahan pada akurasi hasil. Jika anak penyandang cacat secara fisik dapat berbicara, beberapa subtes verbal Wechsler dapat digunakan untuk mendukung hasilnya.
Peabody Picture Vocabulary Test–Third Edition (PPVT-III)
Tes dimaksudkan untuk mengukur pendengaran atau reseptif (pendengaran) kosa kata, yang mungkin memberikan estimasi nonverbal pada kecerdasan verbal (Dunn & Dunn, 1997). Seseorang dapat menggunakannya sebagai screening atau sebagai tambahan pengukuran lainnya dalam mengevaluasi masalah belajar (Camaioni, Ercolani, Penge, Riccio, & Bernabei, 2001), masalah linguistik (Bayles, 1990), dan masalah khusus yang lain (Fielding-Barnsley & Purdie, 2003; Marchman, Saccuman, & Wulfeck, 2004; Ment et al, 2003; Wagner, 1994).
PPVT-III dimaksudkan membagi setengah kosistensi internal dari 0,86 – 0,97, bentuk alternatif reliabilitas dari 0,88 – 0,94, dan reliabilitas retest dari 0,91 – 0,94. Validitasnya telah dilaporkan baik, dengan korelasi yang cukup baik dengan WISC-III VIQ pada 0,91.
Kesimpulannya, tes Peabody modern dapat menjadi kompoen penting dalam penggunaannya sebagai alat penyaring (screening). Mudah dikelola dan berguna untuk berbagai kelompok. Namun, kecenderungan untuk meremehkan skor IQ, dalam hubungannya dengan masalah yang melekat pada format pilihan gan da (multiple-choice), mengindikasi bahwa tes Peabody tidak bisa digunakan di tempat skala Binet dan Wechsler. Seseorang harus menggunakannya untuk tujuan screening umum dan mengevaluasi reseptif kosa kata, dan menggunakannya sesuai petunjuk yang ditentukan dalam tes manual.
Leiter International Performance Scale–Revised (LIPS-R)
Bila tes Columbia dan Peabody mengukur kecerdasan aspek verbal, Leiter International Performance Scale–Revised (LIPS-R) secara ketat mengukur skala performanya. Ini bertujuan memberikan alternatif nonverbal untuk skala Standford-Binet untuk rentang usia 2 sampai 18 tahun.
Seseorang dapat menerapkannya pada berbagai penderita cacat, terutama penderita tuli dan gangguan bahasa. Seperti tes skala Peabody dan Columbia, skala Leiter yang sudah direvisi tidak dibatasi oleh waktu. Leiter yang sudah direvisi memiliki utilitas yang cukup untuk subjek yang tidak bisa atau tidak akan memberikan tanggapan secara lisan (Bay, 1998; Bos, 1996).
Skala Leiter berguna sebagai pertimbangan untuk diagnosis klinis pada anak penyandang cacat (Bradley-Johnson, 2001; Tsatsanis, Dartnall, Cicchetti, Sparrow, Klin, & Volkmar, 2003). Namun, pengguna tes harus berhati – hati menafsirkan hasil tes Leiter karena makna skor tes memerlukan penelitian lebih lanjut (Lewis & Lorentz, 1994).
Porteus Maze Test (PMT)
The Porteus Maze Test (PMT) cukup populer tetapi memiliki pengukuran performa standarisasi kecerdasan nonverbal yang buruk. Sejak pertama kali dipublikasikan sekitar Perang Dunia I, tes ini telah menyajikan tes kemampuan individu yang penting (Krikorian & Bartok, 1998). The Porteus Maze Test (PMT) terdiri dari permasalahan yang seperti labirin. Seperti skala Leiter, tes Porteus bisa diberikan tanpa instruksi verbal dan bisa digunakan pada berbagai populasi khusus (Levin, Song, Ewing-Cobbs, & Roberson, 2001; Stevens, Kaplan, & Hesselbrock, 2003).

Tes Visiografik
Seperti tes yang digunakan dalam pendidikan dan telah mencapai posisi sentral dalam tes neuropsikologi karena sesitifitasnya pada banyak macam kerusakan otak yang berbeda (Jacobson, Delis, & Bondi, 2002).
Benton Visual Retention Test (BVRT)
Tes untuk kerusakan otak yang didasari pada konsep psychological deficit, dimana kinerja yang buruk pada tugas tertentu yang terkait pada atau yang disebabkan oleh beberapa defisit yang mendasarinya. Dengan mengetahui fungsi yang mendasari atau kemampuan yang diukur oleh tes psikologi tertentu, pemeriksa tes bisa berkaitan dengan kinerja yang buruk pada tes yang mendasari fungsi ini (Downey, Elkin, Ehrhardt, Meyer-Bahlburg, Bell, & Morishima, 1991). Ide BVRT, yang mana berasumsi bahwa kerusakan otak secara mudah mengurangi kemampuan mengingat visual. Defisit pada tugas mengingat visual konsisten dengan kemungkinan kerusakan otak atau penyakit otak seperti Alzheimer (Yan, Yang, & Wang, 2001).

                Tes Benton terdiri dari desain geometri yang ditampilkan dan kemudian dihapus. Subjek harus mengingat kembali desain dari memori. Subjek kehilangn poin jika melakukan kesalahan dan kelalaian dan mendapatkan poin untuk respon yang benar atau sebagian benar. Semakin banyak jumlah eror yang meningkat, subjek mendekati range organik (kerusakan otak) (Resnick, Trotman, Kawas, & Zonderman, 1995), learning disabilities (Snow, 1998), and schizophrenia (Rollnick et al., 2002; Silver & Shlomo, 2001).

Bender Visual Motor Gestalt Test (BVMGT)

BVMGT terdiri dari sembilan figur geometri. Dengan kesalahan tertentu yang diidentifikasi untuk setiap desain, tes Bender menilai menurut jumlah kesalahan yang subjek buat (Bolen, Hewett, Hall, & Mitchell, 1992; Xu, Fu, & Zhang, 1996). Aturan perkembangan yang menggambarkan jumlah kesalahan berhubungan dengan anak berusia 5 sampai 8 tahun. Usia 9 tahun, kebanyakan anak dengan intelegensi normal dapat menyalin figur hanya dengan satu atau dua kesalahan. Bagaimanapun, anak yanglebih tua dari 9 tahun yang tidak bisa menyalin figur mungkin menderita beberapa tipe difisit.

Peneliti tes Bender menunjukkan bahwa jumlah kesalahan bisa terjadi pada orang yang usia mentalnya dibawah 9 tahun (contoh, karena intelegensi yang rendah), dengan kerusakan otak (Bobic, Pavicevic, & Gomzi, 2000), keterbatasan belajar non-verbal (Jing, Deqing, & Longhui, 2001), dan dengan masalah emosi (Dixon, 1998; Shapiro & Simpson, 1994).

Memory-for-Designs (MFD) Test

Tes MFD dapat digunakan untuk individu berusia 81/2 sampai 60 tahun. Data empirik menunjukkan dukungan tes MFD untuk digunakan sebagai indikator untuk cedera otak atau penyakit otak (brain disease) (Strauss & Brandt, 1990; Teng et al., 1989). Seperti tes Benton, subjek mencoba untuk menggambar desain yang muncul dari memori. Menggambar dinilai dari 0 sampai 3, tergantung bagaimana mereka bandingkan dengan gambar yang mewakili kontrol normal dan orang yang dengan tingkat kerusakan otak yang bermacam – macam.

Kesimpulannya, Benton, Bender dan MFD telah dikritik karena keterbatasannya dalam reliabilitas dan validitas. Bagaimanapun, ketiganya bisa digunakan sebagai alat screening.


Penggunaan Tes Projektif untuk Menilai Karakteristik Kepribadian Individu yang Lemah secara Neurologis

1.       Pasien Cedera Kepala

Multiple psikolologi dan faktor kepribadian penting untuk mempertimbangkan kasus pada pasien cedera kepala, termasuk penarikan diri pasien dari kehidupan sosial, perubahan perasaan dalam identitas pasien, dismodulasi afektif, penurunan motivasi dan banyak lagi. Faktor ini dapat memainkan peran yang penting dalam partisipasi pasien dalam treatmen short-term, rehabilitasi panjang, penerusan lagi peran fungsi, dan potensi perkembangan psychiatric symptoms yang serius (Leon-Carrionet al., 2001; Parker, 1996).

2.       Disfungsi Cerebrovaskular

Tiga projektif tes memuat dua klaster, pertama yang dilabeli “konformitas sosial” dan termasuk variabel dari TAT dan Sentence Completion. Faktor yang lain yang dilabeli “keadaan membela diri” dan termasuk variabel Rorschach dan TAT.

3.       Penuaan normal dan Demensia

4.       Anak yang terbelakang dan Adolescents


Referensi :

Robert M. Kapplan, Dennis P. Saccuzzo. 2005. Psychological Testing : Principles, Applications, and Issues Sixth Edition. USA : Thomson Wadsworth.

Michel Hersen. 2004. Comprehensive Handbook of Psychological Assessment, Personality Assessment. John Wiley & Sons, Inc. New Jersey

Comments

Popular posts from this blog

Teknik Observasi

Psikodiagnostik dan Psikologi Diferensial

Interpretasi Tes Psikologis